Kutipan dan Sistem Rujukan: Pembahasan Lengkap

    Kutipan dan Sistem Rujukan

    Kutipan adalah suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber lainnya dalam pembuatan karya ilmiah. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedia, artikel-artikel, laporan, buku-buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Kutipan terbagi menjadi dua yaitu:
    1. Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama dengan aslinya baik mengenai susunan katanya, ejaannya maupun tanda-tanda bacanya.
    2. Kutipan Tidak Langsung adalah pengutipan yang menitikberatkan pada isi, maksud dan jiwa kutipan, bukan cara atau bentuk kutipan.

    Sistem Rujukan adalah merupakan suatu tindakan dalam upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain dalam sebuah tulisan, kita mengenal sistem catatan. Sistem ini dikembangkan dalam tiap  bidang  ilmu  selingkung  sehingga  muncul  variasi  dalam  penulisannya.  Walaupun demikian, kita mengenal dua sistem perujukan yang sering digunakan, yaitu catatan kaki, dan catatan belakang.

    Catatan  Kaki  adalah  catatan  yang  diletakkan  di  bagian  bawah  halaman sedangkan  Catatan  Belakang  ada  di  akhir  bab  (dalam  sebuah  buku)  atau bagian akhir sebuah tulisan (dalam sebuah makalah).

    Sistem  catatan  dapat  dibagi  dalam  dua  jenis:  referensi dan informasi tambahan. 
    1. Referensi adalah data semua sumber yang dijadikan  rujukan  dengan  ditandai  oleh  angka Arab.
    2. Informasi  Tambahan  pada  sistem  catatan  digunakan  apabila  penulis memandang  perlu  menjelaskan  sebuah  istilah,  menjelaskan  bagian  dari uraian  tertentu,  memberikan  informasikan  adanya  sumber  lain  yang membahas  kasus  yang  sama.


    Kutipan 

    Dalam  menulis  karya  ilmiah,  kadangkala  kita  mengutip  pendapat  orang lain.  Kutipan  itu  kita  gunakan  sebagai  alat    untuk  memperkuat  argumentasi kita.    Dalam  upaya  tersebut,  perlu  diperhatikan  kebiasaan-kebiasan  yang lazim berlaku dalam dunia ilmu.


    Kutipan terdiri atas dua jenis, yaitu (1) kutipan langsung  dan (2) kutipan tidak  langsung.  Dalam  mengutip  secara  langsung  kita  tidak  melakukan perubahan apa  pun  terhadap teks  atau  bagian  teks  yang  kita  kutip  tersebut sedangkan  dalam  mengutip  tidak  secara langsung  kita  diperkenankan untuk menggunakan kata-kata kita sendiri  tetapi tidak mengubah makna pada teks aslinya. Keduanya jenis kutipan ini bertujuan sama, yaitu meminjam pemikiran orang  lain  untuk  melengkapi  tulisan  kita  tanpa  menghilangkan  penghargaan kita kepada orang yang pikirannya kita pinjam tersebut.


    Kutipan  langsung  dan  kutipan  tidak  langsung  memiliki  ciri-ciri  tersendiri. Ciri kutipan langsung adalah

    1. Tidak boleh ada perubahan terhadap teks asli, 
    2. Tanda (sic!) digunakan apabila ditemukan kesalahan pada teks asli, 
    3. Tanda  tiga  titik  tiga    berspasi  (.  .  .)  digunakan  apabila  ada  bagian kutipan yang dihilangkan, dan 
    4. Menggunakan sumber kutipan yang berlaku dalam bidang selingkung.


    Dalam  proses  ini,  kadang  kita  mengutip  teks  yang  panjang  dan  kadang mengutip teks yang pendek. Sebuah kutipan disebut kutipan pendek apabila tidak lebih dari empat baris sedangkan kutipan panjang lebih dari empat baris. Kutipan pendek (1) diintegrasikan langsung dengan tulisan kita, (2) diapit oleh tanda kutip, dan, (3) jangan lupa, sumber kutipan. Kutipan langsung panjang 

    1. dipisahkan  dari  teks  kita  dengan  dengan  spasi  dan  besaran  huruf  yang lebih kecil, 
    2. boleh diapit oleh tanda kutip oleh tidak, dan 
    3. jangan lupa,  sumber  kutipan  harus  ada.    Kutipan  langsung,  baik  yang  pendek  maupun yang panjang, juga dapat dilakukan pada catatan kaki dengan tatacara:

    spasi rapat,  diapit  tanda  kutip,  dan  tidak  boleh  mengadakan  perubahan  terhadap teks asli.


    Mengenai sumber kutipan, hal tersebut mutlak harus ditulis jika kita tidak ingin  digolongkan  sebagai  orang  yang  melakukan  plagiarisme  karena plagiarisme  merupakan  tindakan  pencurian  terhadap  hak  cipta  seseorang yang  dilindungi  oleh  hukum.  Selain  terhindar  dari  tuduhan  plagiarisme, menyertakan data atas sumber kutipan juga berarti menghargai pikiran orang yang  tulisannya  kita  kutip  selain  sebagai  etika  dalam  dunia  ilmu  dan  aspek legalitasnya.


    Sistem Rujukan 

    Dalam upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain dalam sebuah tulisan, kita mengenal sistem catatan. Sistem ini dikembangkan dalam tiap  bidang  ilmu  selingkung  sehingga  muncul  variasi  dalam  penulisannya. Tidak heran apabila sistem yang digunakan oleh bidang ilmu tertentu berbeda dengan  sistem  yang  dikembangkan  oleh  bidang  ilmu  lainnya.  Walaupun demikian, kita mengenal dua sistem perujukan yang sering digunakan, yaitu

    1. catatan kaki, dan  
    2. catatan belakang

    Catatan  Kaki  adalah  catatan  yang  diletakkan  di  bagian  bawah  halaman sedangkan  Catatan  Belakang  ada  di  akhir  bab  (dalam  sebuah  buku)  atau bagian akhir sebuah tulisan (dalam sebuah makalah).

    Sistem  catatan  dapat  dibagi  dalam  dua  jenis:  referensi dan  informasi tambahan. Yang dimaksud dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan  rujukan  dengan  ditandai  oleh  angka Arab.  Teks di bawah  ini  akan menjelaskan bagaimana catatan dibuat. Sebuah tulisan mengenai hubungan pribadi  seseorang dengan lingkungannya  mengutip  pendapat  seorang  tokoh psikologi Amerika bernama Donald B. Calne. Tokoh ini menulis buku berjudul Batas Nalar yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia di Jakarta. Di  halaman  159,  penulis  buku  membuat  pernyataan  yang  cukup  penting mengenai mentalitas para pedagang sehingga perlu dikutip dan diberi catatan (bagian yang dikutip ditebalkan).



    Informasi  Tambahan  pada  sistem  catatan  digunakan  apabila  penulis memandang  perlu  menjelaskan  sebuah  istilah,  menjelaskan  bagian  dari uraian  tertentu,  memberikan  informasikan  adanya  sumber  lain  yang membahas  kasus  yang  sama.  Tujuan  informasi  tambahan  ini  adalah  agar pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian dari uraian tersebut. Contoh berikut diambil dari tulisan Maman S. Mahayana yang  berjudul  “Gerakan  Budaya  Menjelang  Kemerdekan  Indonesia— Malaysia” yang terbit Jurnal Makara Vol. 11, No. 2 Desember 2007, hlm. 48—57.  Di  halaman  52,  Maman  menguraikan  mengenai  usaha  seorang  tokoh Melayu  bernama  Ibrahim  Yaakob.  Kesimpulan  atas  usaha  tokoh  itu  secara singkat dimasukan dalam catatan kaki.

    Sementara  itu,  tahun-tahun  awal  selepas  berakhir  perang  Pasifik,  bagi  Malaysia persoalannya lain lagi. Bagi Malaysia, kemerdekaan yang dicapai Indonesia tanpa melibatkan  Tanah  Melayu,  seolah-olah  merupakan  sebuah  rangkaian  perjalanan yang  berakhir  dengan  kegagalan.  Sungguhpun  demikian,  semangat  untuk mencapai cita-cita menjadikan Malaysia sebagai negara yang merdeka, tidak sama sekali  pudar;  perjuangan  mesti  dilanjutkan.  Ibrahim  Yaakob  dan  beberapa pemimpin  KRIS  lainnya  kemudian  terbang  ke  Indonesia  dan  selanjutnya melakukan perjuanganmya dari Indonesia.17 

    Dalam  hal  catatan  kaki  yang  berisi  referensi,  seorang  penulis  hampir  dapat dipastikan  menggunakan  beberapa  sumber.  Apabila  sumber-sumber  itu dirujuk beberapa kali dengan halaman yang sama atau berbeda-beda, maka tiga istilah, yaitu Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit, harus diketahui dan dipergunakan dengan benar.  

    Ibid, Op.Cit, dan Loc.Cit. ketiganya berasal dari bahasa Latin. Ibid  berasal dari kata ibidem yang artinya ‘pada tempat yang sama’. Istilah ini digunakan untuk  rujukan  apa  saja  yang  digunakan  berturut-turut  tanpa  disela  oleh sumber  yang  lain.  Op.Cit.  berasal  dari  kata  opere  citato  yang  berarti  ‘pada karya  yang  telah  dikutip’.  Istilah  ini  digunakan  apabila  seorang  penulis mengacu  sumber  berupa  sebuah  buku  yang  diacu  beberapa  kali  namun sumber tersebut telah disela oleh sumber yang lain.  Loc.Cit. berasal dari kata loco citato  yang artnya ‘pada  tempat yang  telah dikutip’. Istilah ini  mengacu kepada artikel dalam bunga rampai, jurnal, majalah, koran, ansiklopedi. Istlah ini dipergunakan apabila artikel tersebut dirujuk beberapa kali dan telah disela oleh sumber yang lain. Perhatikan contoh di bawah ini. 

    Daftar Pustaka 

    Daftar  pustaka  atau  bibliografi  adalah  semua  sumber  yang  menjadi rujukan  seorang  penulis  dalam  kegiatannya  menulis  sebuah  karya  ilmiah. Sumber-sumber  tersebut  harus  dihimpun  dalam  sebuah  daftar  yang  lazim disebut  sebagai    Daftar  Pustaka  atau  Bibliografi  atau  Kepustakaan  dengan fungsi sebagai berikut. 

    1. Membantu pembaca mengetahui ruang lingkup studi penulis. 
    2. Memberikan  petunjuk  kepada  pembaca  yang  ingin  mengetahui  lebih dalam  mengenai  tulisan  yang  dibacanya  serta  hubungannya  dengan tulisan lain yang berkaitan. 
    3. Membantu  pembaca  memilih  referensi  yang  sesuai  dengan  bidang studinya.  
    4. Sebagai bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis mengenai sumbersumber yang dipergunakannya. 


    Ada beberapa variasi penulisan Daftar Pustaka. Variasi ini terjadi akibat polapola penulisan yang dikembangkan oleh selingkung bidang, misalnya format MLA  (The  Modern  Language  Association)  dan  format  APA  (American Psycologycal  Association).  Namun  demikian,  unsur-unsur  yang  harus  ada dalam  sebuah  daftar  pustaka  pada  dasarnya  sama.  Unsur-unsur  tersebut adalah sebagai berikut: 

    1. nama penulis, 
    2. tahun terbitan sumber yang bersangkutan,  
    3. judul sumber yang dipakai sebagai referensi, dan  
    4. data publikasi (nama tempat terbit, nama penerbit). 


    Dalam menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu: 

    1. baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3--5 ketukan ke dalam, 
    2. jarak antarbaris 1 spasi,  
    3. jarak antarsumber 1,5 atau 2 spasi,  
    4. diurut  berdasarkan  abjad  huruf  pertama  nama  keluarga  penulis (bergantung pada gaya selingkung bidang) 


    Untuk  nama  penulis,  penulisannya  dalam  daftar  pustaka  berbeda  dengan penuisan dalam Catatan kaki. Pada Catatan Kaki, nama penulis tidak dibalik tetapi  Daftar  Pustaka  dibalik,  yakni  dengan  mendahulukan  nama  belakang karena dianggap sebagai nama keluarga dan dibatasi oleh koma untuk kata selanjutnya yang dianggap sebagai nama diri seperti contoh berikut.



    Apabila  pengarang  dalam  sumber  lebih  dari  satu  orang,  maka  nama penulis  pertama  saja yang dibalik  sedangkan  nama  pengarang kedua  tidak. Apabila  penulisnya  empat  orang  atau  lebih,  maka  setelah  nama  penulis pertama  cukup  ditulis  kata  dan  ‘dkk’  yang  artinya  ‘dan  kawan-kawan’  yang dalam istilah Latin adalah et.al. Contoh:



    LihatTutupKomentar